Merdeka.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) baru saja mendatangkan 30 unit KRL JR Seri 205 bekas Jepang. KCJ lebih memilih kereta Jepang dengan beberapa alasan termasuk harganya yang murah.
Direktur Utama PT KAI Commuter Jakarta atau PT KCJ, Tri Handoyo, menjelaskan pembelian kereta bekas Jepang hanya menghabiskan Rp 1 miliar per unit. Jika membeli baru ataupun membeli dari INKA maka dana yang harus dikeluarkan mencapai Rp 12 miliar per unit.
"Beli baru mahal sampai 12 kali lipat. Beli di INKA juga segitu, enggak jauh beda. INKA barang baru harga terlalu tinggi," ucap Tri dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (4/11).
Selain itu, alasan pembelian kereta bekas Jepang lainnya karena KCJ butuh banyak kereta. Jepang adalah salah satu negara yang punya kereta bekas yang cocok lebarnya di Indonesia. Oleh karena itu, anak usaha PT KAI tersebut getol membeli dari Jepang.
"Kebetulan negara lain punya kereta second tidak cocok lebarnya. Salah satu yang cocoksamakita New Zealand, Jepang, Afrika. Lebar gate nya sama dengan Indonesia. Afrika aja butuh dari Jepang. Kita butuh Jepang," kata Tri.
Menurut Tri tidak ada sumber pembelian kereta bekas selain Jepang. "Ga ada lagi sumber selain Jepang. Beli Eropa engga bisa, kecuali beli baru," tutupnya.
[bim]
Sumber
ooo makanya cari yang bekas... tapi kualitasnya masih OK