aurora..Avatar border
TS
aurora..
[CERPEN] Akhir Hidup Si Bocah Nakal

Sumber Gambar:Koleksi pribadi gue


Oliver Putri Gideon adalah seorang gadis kecil berusia 7 tahun yang tinggal di kota Semarang. Ia tinggal bersama dengan ayahnya, ibunya dan kakak perempuannya. Ayah dan ibunya bernama Bu Mita dan Pak Gideon. Kakak perempuan Oliver bernama Olivia Putri Gideon. Olivia berusia 16 tahun.

Oliver adalah anak yang istimewa. Oliver terdiagnosis mengidap Conduct Disorder dan ADHD ketika ia masih berusia 5 tahun oleh psikiater anak yang menanganinya. Setiap hari, Oliver selalu memukul dan menjambak Olivia. Oliver juga pernah menggunting rambut Olivia ketika Olivia sedang tertidur pulas. Bahkan, Oliver juga pernah menaruh tanah basah di dalam tas sekolah Olivia hingga membuat buku-buku sekolah Olivia kotor terkena tanah basah. Saking nakalnya, sampai-sampai Oliver sering dihukum skorsing di sekolahnya. Akan tetapi, kedua orang tuanya dan Olivia tetap mencintai dan menerima Oliver apa adanya.

***

Ada yang tidak beres dari kondisi kesehatan Oliver selama seminggu terakhir ini. Wajahnya tampak lebih pucat dari biasanya. Bahkan, gusi Oliver juga sering berdarah ketika ia sedang menyikat giginya.

Jarum jam menunjukkan pukul 09:00 WIB. Di saat yang bersamaan, Oliver sedang bermain masak-masakan bersama dengan Bu Mita, ibunya. Oliver sedang tidak masuk sekolah karena ia sedang menjalani hukuman skorsing selama 1 minggu. Oliver menjalani hukuman skorsing lantaran ia membenturkan kepala Aldo, teman sebangkunya, ke dinding sekolah hingga kepala Aldo bocor dan Aldo harus dirawat di rumah sakit.

Tiba-tiba, ketika Oliver sedang bermain masak-masakan, darah mengalir dari hidung Oliver hingga mengotori bajunya. Rupanya, Oliver mengalami mimisan.

Bu Mita langsung terperanjat tatkala ia melihat bahwa hidung Oliver mimisan. Bu Mita pun dengan sigap langsung memberikan pertolongan pertama kepada Oliver.

"Ya Tuhan! Hidung kamu mimisan Oliver!" kata Bu Mita panik

Bu Mita berusaha menghentikan mimisan yang dialami oleh Oliver dengan cara menekan cuping hidung Oliver dan menyuruh Oliver untuk menunduk.

Semakin lama, darah semakin banyak mengalir dari hidung Oliver dan sangat sulit untuk dihentikan. Wajah Oliver tampak semakin pucat.

"Oliver, Mama antar kamu ke UGD ya Nak! Darahnya banyak sekali! Mama khawatir kamu kekurangan darah!" kata Bu Mita panik

Oliver kemudian diantar ke UGD oleh Bu Mita. Di UGD, tim medis pun memasang infus di tangan kiri Oliver dan mengambil darah Oliver sebanyak 10 cc.

Tak lama kemudian, Oliver pun dipindahkan ke bangsal rumah sakit.

Sekitar 3 jam kemudian, hasil pemeriksaan darah pun keluar. Kadar trombosit, leukosit dan hemoglobin Oliver sangat rendah, sehingga Oliver harus ditransfusi dengan 1 kantong eritrosit dan 2 kantong trombosit.

***

Sudah sebulan ini Oliver sering masuk keluar rumah sakit dengan keluhan yang selalu sama, yaitu mimisan berat dan anemia. Setiap kali Oliver masuk rumah sakit, ia selalu mendapatkan transfusi eritrosit dan trombosit.

Lama kelamaan, tim medis pun curiga dengan penyakit Oliver. Tim medis curiga kalau Oliver mengalami kelainan penbentukan sel-sel darah. Tim medis pun menyarankan supaya Oliver menjalani pengambilan sumsum tulang.

***

Pagi itu, hasil pengambilan sumsum tulang Oliver pun akhirnya keluar. Ternyata, Oliver terdiagnosis menderita kanker sel darah putih jenis ALL.

Tepat pukul 10:00 WIB, dokter Evi, dokter anak yang biasa menangani Oliver setiap kali Oliver masuk rumah sakit pun masuk ke kamar Oliver untuk memeriksa kondisi kesehatan Oliver.

Setelah Dokter Evi selesai memeriksa Oliver, Pak Gideon yang sedang mendampingi Oliver di dalam kamarnya kemudian bertanya kepada Dokter Evi tentang hasil pengambilan sumsum tulang Oliver kemarin.

"Bu Dokter, bagaimana hasil pengambilan sumsum tulang Oliver kemarin Dok?" tanya Pak Gideon

"Maaf Pak, kami terpaksa harus mengabarkan ini ke Bapak. Menurut hasil pengambilan sumsum tulang, dan menurut hasil serangkaian pemeriksaan medis yang telah kami lakukan, anak Oliver terdiagnosis menderita leukemia limfositik akut" kata dokter Evi

Vonis dokter tersebut membuat Pak Gideon syok berat. Air mata Pak Gideon pun mengalir deras. Pak Gideon seakan tidak percaya bahwa putri bungsunya tersebut menderita leukemia limfositik akut.

"Tidak mungkin Dok! Putri saya tidak mungkin terkena kanker Dok! Dokter pasti bohong kan?! Dokter pasti bohong kan?!" kata Pak Gideon sambil menangis

***

Sekitar 3 bulan kemudian, ketika Oliver sedang bermain masak-masakan bersama kedua orang tuanya dan Olivia, Oliver tiba-tiba mengalami kejang-kejang dan meracau. Darah juga mengalir dari hidung Oliver hingga membuat Pak Gideon, Olivia dan Bu Mita panik.

Oliver kemudian dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis. Di rumah sakit, tim medis menyarankan supaya Oliver dirawat di ruang PICU atau ruang ICU khusus anak karena ia didiagnosis mengalami leukostasis pembuluh darah otak.

Olivia, Pak Gideon dan Bu Mita tampak sedang menjaga Oliver di ruang tunggu PICU dengan ekspresi sangat cemas.

Tak lama kemudian, Pak Gideon pun bertanya kepada Dokter Samuel, dokter anak subspesialis ERIA yang sedang berjaga di ruang PICU tentang kondisi kesehatan Oliver.

"Dok, sebenarnya anak saya kenapa Dok? Mengapa anak saya meracau dan kejang-kejang Dok?" tanya Pak Gideon kepada Dokter Samuel

"Anak Bapak mengalami pengentalan darah di dalam kepalanya, sehingga ia kejang-kejang dan meracau. Saat ini juga anak Bapak harus menjalani perawatan intensif di ruang PICU sampai kondisinya benar-benar stabil" kata Dokter Samuel

"Oke Dok, lakukan apa saja yang terbaik untuk anak saya Dok. Saya siap membayar berapa saja Dok, yang penting anak saya bisa sembuh total" kata Pak Gideon

***

Setelah menjalani perawatan selama sekitar 2 hari di ruang PICU, tiba-tiba Oliver mengalami kejang-kejang lagi. Napasnya tersengal-sengal dan bibirnya membiru. Kedua bola matanya juga naik semua hingga hanya terlihat putih matanya saja. Hal tersebut tentunya membuat salah seorang perawat yang sedang berjaga di depan ranjang Oliver panik. Perawat tersebut kemudian memanggil Dokter Samuel yang sedang berjaga di ruang PICU.

"Dokter! Dokter!" panggil perawat yang sedang berjaga di depan ranjang Oliver

"Ada apa suster?" tanya Dokter Samuel

"Anak Oliver mengalami gejala leukostasis paru-paru!" kata perawat tersebut

Dokter Samuel beserta para perawat yang sedang berjaga di ruang PICU pun langsung bergegas menghampiri ranjang Oliver dan berusaha untuk menyelamatkan nyawa gadis kecil tersebut.

"Gejala leukostasisnya sangat berat Dok!" kata salah seorang perawat

"Cepat lakukan resusitasi!" perintah Dokter Samuel kepada para perawat

Perawat jaga lainnya yang bertugas di ruang PICU kemudian memanggil seluruh anggota keluarga Oliver untuk mengabari mereka bahwa Oliver mengalami leukostasis pembuluh darah paru-paru.

"Keluarga pasien atas nama Oliver Putri Gideon" kata salah seorang perawat jaga di ruang PICU

"Saya suster" kata Pak Gideon dan Bu Mita secara bersamaan

"Mohon maaf Pak, Bu, saya hanya ingin mengabarkan kalau anak Oliver mengalami pengentalan darah di paru-parunya, sehingga anak Oliver terancam henti napas" kata perawat jaga tersebut

Air mata Olivia, Pak Gideon dan Bu Mita langsung mengalir deras. Mereka bertiga sudah pasrah kalau sewaktu-waktu Tuhan harus mengambil Oliver.

Tak lama kemudian, ketika jarum jam tepat menunjukkan pukul 16:30 WIB, Oliver menghembuskan napas terakhirnya di usia 7 tahun 10 bulan.

Dokter Samuel beserta para perawat pun akhirnya melepas semua peralatan medis yang menempel di tubuh Oliver karena Oliver sudah dinyatakan meninggal dunia.

Bu Mita, Pak Gideon dan Olivia pun bergegas masuk ke ruang PICU dan menghampiri ranjang Oliver. Alangkah terkejutnya mereka ketika mereka melihat bahwa seluruh peralatan medis yang menempel di tubuh Oliver sudah dilepas semua.

"Dok! Anak saya mengapa Dok?! Mengapa seluruh peralatan medisnya dilepas Dok?!" tanya Pak Gideon

"Maaf Bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi pengentalan darah yang dialami oleh Oliver sangat berat, sehingga nyawa Oliver tidak dapat diselamatkan. Oliver meninggal dunia" kata Dokter Samuel

Tangis Pak Gideon, Bu Mita dan Olivia pun seketika pecah tatkala mereka mendengar kabar bahwa Oliver sudah meninggal dunia. Badan mereka terasa sangat lemas. Tak lama kemudian, Bu Mita pun jatuh pingsan karena saking syoknya.

"OLIVER...!!!!" tangis Olivia sambil memegang tubuh mungil Oliver yang sudah terbujur kaku

***

Tepat pukul 13:00 WIB, Oliver pun dimakamkan di sebuah tempat pemakaman umum yang tidak jauh dari rumahnya. Setelah upacara pemakaman selesai, Pak Gideon, Bu Mita dan Olivia pun menangis histeris sambil memegang batu nisan Oliver.

"Selamat jalan anakku sayang..." kata Bu Mita sambil menangis

"Selamat jalan putri cantikku..." kata Pak Gideon sambil menangis

"Selamat jalan adikku sayang..." kata Olivia sambil menangis

Quote:
Diubah oleh aurora.. 29-11-2023 03:19
mibmobzAvatar border
sedikitkurusAvatar border
amekachiAvatar border
amekachi dan 12 lainnya memberi reputasi
13
527
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan