efantastikAvatar border
TS
efantastik
AKU BERBEDA


Kelas ini begitu pengap, membuatku muak. Ditambah teman-teman yang selalu memusuhiku dan juga guru yang menurutku killer. Membuat hati enggan menerima kesadaran bahwa aku adalah seorang pelajar. Guru selalu memberikan tugas tanpa henti, membiarkan murid ramai meski hanya sesekali mengkondisikannya. Aku jadi merasa tak berguna di sekolah. Nilai-nila pelajaranku menurun, terutama matematika. Sejak masih SD hingga SMP, aku sama sekali tidak bisa memahaminya. Mengapa harus menghapalkan rumus yang sebegitu banyaknya meski itu perlu dan penting.

Aku sedih, mengapa nilai-nilaiku tidak lebih baik dari angka tujuh. Guru matematika, guru bahasa inggris, guru IPS, guru biologi dan lainnya hanyalah sebatas memberi pembelajaran tanpa mengerti jika hanya seperempat kelaslah yang memahami. Sangat miris. Mereka menjelaskan materi pelajaran kemudian mereka membuat soal. Dan mereka menunjuk salah satu siswa di kelas. "Coba kamu A atau B atau C maju, jawab pertanyaan di papan itu." seraya menyodorkan kapur tulis kepada siswa yang pintar. Aku selalu bertanya-tanya. 'Apakah di sekolah ini hanya siswa pintar saja yang membayar kepada gurunya? Mengapa sebagai siswa yang lemah menyerap pelajaran sepertiku, tidak dipedulikannya agar bisa seperti mereka?' gerutuku selalu jika guru melakukan hal itu.

Tidak sampai disitu, di rumah juga. Ayahku adalah seorang manager perusahaan, beliau lulusan S2 dan ibuku sebagai tokoh masyarakat, mereka tak memberiku motivasi cara belajar dan sebagainya. Yang ada hanya menuntutku menjadi keinginan mereka.

Jika saat pengambilan raport tiba, nilai-nilaiku turun dari sebelumnya, pasti mereka akan memarahiku habis-habisan. Bahkan tidak hanya itu, mereka memukulku dengan benda yang ada di sekitar situ. Aku sedih. Menjalar luka-luka di tubuhku yang aku tahan dalam rintihan kecil. Sakit sekali. Perih yang saat itu kurasa baik dari luka ini dan luka dihatiku ini. Mereka semua tak mengerti yang sebenarnya terjadi padaku.

"Ayah sudah menyekolahkanmu di SD Favorit dan SMP Unggulan. Kenapa nilai pelajaranmu gak pernah sampai delapan? Kamu itu anak tunggal dan penerus Ayah nantinya," bentak Ayah.

Aku hanya terdiam. Aku ketakutan. Ibu juga tak merespon apa-apa, hanya wajahnya sedikit memerah menahan amarah karena melihat nilai di rapor ku.

"Kau ini mempermalukan Ayahmu sebagai manager perusahaan dan Ibumu sebagai orang terpandang disini Radit," lanjutnya membentakku.

Yang bisa kulakukan hanya menelan ludah kepahitan hidup. Diam tapi hatiku menangis. Jika menunjukkan kesakitan hatiku ini dengan menangis, pasti ayah bukan merasa iba tapi semakin naik pitam dan aku di cerca serta di pukul habis-habisan. Orangtuaku jahat kepadaku. Aku berlari ke dalam kamar. Pintu kamar ku kunci. Aku menangis tapi tak bersuara. Aku tutupi wajah ini dengan bantal. Hanya bantal itu sebagai sahabatku dikala bersedih dan menangis.

Aku merasa tekanan hidupku begitu berat yang kurasa tak pernah dirasakan anak seusiaku. Apa yang dikatakan Ayah sebagai "penerus" membuatku semakin tak mengerti. Begitu sangat iri dikala melihat anak lain bahagia dengan keluarganya, lalu mereka dapat teman dan saling bercanda. Sedangkan aku? Teman aku tak punya, guru hanya memperhatikan siswa yang pintar di sekolah dan saat di rumah, orangtua hanya menyuruhku belajar dan terus belajar. Membuatku bosan.

"Mengapa Ayah dan Ibu begitu jahat padaku? Aku iri dengan teman yang lain. Ayah dan Ibu mereka sangat baik, tidak sepertiku," teriakan serta tangisan kututupi dengan bantal.

Ayah seorang Bos di perusahaan. Tapi kenapa pekerjaannya tak bisa ditinggalkan? Meski sekedar mengajak jalan-jalan anaknya. Ibu orang terpandang di desa, kemana-mana memberi arahan untuk tetangga dan lainnya. Kenapa ibu tak bisa memberi arahan padaku? Bahkan waktu di rumah pun jarang menyapaku. Hanya menyiapkan bekal untukku dan setelahnya, sibuk dengan urusannya. Aku ingin kasih sayang seperti yang lain. Perasaan ini terus bergemuruh hancur.

Lama aku menangis di dalam kamar tidur. Setelah hatiku lega dan tangisanku mulai terhenti. Aku mulai tidur, berharap ini hanya mimpi buruk dalam dunia semu atas kepiluan hidupku.

***

Bersambung...
Tunggu kelanjutan kisahnya emoticon-Ngacir2

Baca juga kisah lainnya

BANGAU KERTAS MERAH

SEBUAH PILIHAN

TERBIAS MASA

By Efan eL Aufi
Diubah oleh efantastik 20-11-2017 09:26
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.8K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan