az.freakAvatar border
TS
az.freak
LARA: PEKERJA MALAM BUKAN BERARTI PEREBUT SUAMI ORANG



Salam Sejahtera Para Penikmat Seni



Jakarta, 10 Januari 2019. Parade teater di Universitas Negeri Jakarta memasuki pementasan pertamanya dengan lakon Lara yang dibawakan oleh Teater Dentang dengan sutradara Fitriani. Parade teater ini sebenarnya adalah tugas akhir dari mata kuliah Apresiasi Drama yang diadakan oleh program studi Bahasa Indonesia. Awalnya parade ini bernama FIESTA yang mengusung konsep festival, namun seiring berjalannya waktu sejak tahun 2016 konsep Festival dengan beragam nominasi ditiadakan. Pada tahun-tahun sebelumnya parade ini diselenggarakan di luar Kampus dengan mengusung pementasan tunggal dengan membawakan naskah hasil buatan mahasiswa sendiri, namun untuk tahun ini, parade teater kembali "pulang ke rumah" untuk mengembalikan esensi dari tugas akhir.

Aula S, Universitas Negeri Jakarta menjadi tempat berlangsungnya pertunjukkan, Aula yang sederhana tanpa adanya kursi penonton yang berundak berhasil disulap oleh sekelompok mahasiswa. Pada pertunjukan Lara, panggung tidak digunakan sebagai tempat pertunjukan, tetapi dijadikan tempat penonton sementara panggung itu sendiri berada di barisan belakang penonton sehingga posisinya menjadi terbalik. Hal ini dipilih Fitriani sebagai Sutradara untuk menyiasati panggung Aula yang tidak terlalu besar. Sebelumnya, konsep seperti ini juga pernah dibawakan oleh teman-teman Teater Zat (Komunitas Teater di Universitas Negeri Jakarta) pada gelaran Parade Utuy Tatang Sontani di tahun 2017.



Set Panggung Sederhana Yang Membangun Suasana



Pukul 19.00, Gong ketiga tanda dimulainya pementasan  tak kunjung dibunyikan, penonton masih mengantre di depan Aula, terlihat banyak rekan-rakan mahasiswa baik itu dari teman komunitas teater maupun mahasiswa awam. Selang 15 menit, Gong ketiga baru dibunyikan tanda dimulainya pertunjukan. Lampu panggung perlahan menyoroti seisi ruang, memperlihatkan seorang laki-laki paruh baya sedang asyik membaca di ruang tamu. Terlihat set artistik yang begitu rapi di area tamu dengan bangku sofa yang mendukung, lengkap dengan hiasan vas bunga dan foto keluarga di area dinding. Pada pementasan ini, suasana rumah tergambar dengan membagi dua ruang, di sisi kanan panggung terdapat ruang tamu lengkap dengan jendela dan pintu utama serta adanya satu daun pintu untuk akses menuju kamar. Sementara di sebelah kiri panggung terlihat ruangan yang sepertinya itu adalah dapur kecil. Memang sedikit rancu pada bagian ini, jika dikatakan sebagai ruang dapur, disana tidak tampak sebuah kompor, wajan, atau benda-benda yang identik dengan dapur, hanya terlihat beberapa spatula dan tumpukan piring dan gelas. Selain itu ada sedikit persoalan kecil dari segi artistik, yang mana sebuah pintu utama ternyata terbuka ke arah luar rumah bukan ke depan, padahal bisa saja hal ini disiasati oleh para pemain dengan improvisasi. Terlepas dari kerancuan setting, nyatanya hal tersebut tidak membuat para pemain menjadi hilang kontrol dan tetap fokus pada jalannya pementasan untuk menyampaikan isi pesan dalam cerita.

Lara Membuka Pikiran Bahwa Pekerja Malam
Tak Seburuk Yang Dikira




Berbicara soal ide cerita, sutradara berusaha menyampaikan suatu pesan bahwa mereka (wanita) yang bekerja di malam hari belum tentu dan bahkan bukan sebagai wanita yang tidak baik terlebih sebagai perebut suami orang, jelas ini tidak masuk akal. Pementasan Lara berusaha menentang itu semua di zaman milenial ini. Lara digambarkan sebagai seorang wanita yang bekerja pada shift malam, berangkat malam hari dan baru pulang saat menjelang subuh bahkan tak jarang pagi hari baru sampai rumah. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya yang berlatar pendidikan agama yang kuat, ayahnya seorang guru ngaji sementara ibunya yang muslimah hanya sebagai ibu rumah tangga. Ia memiliki saudara kandung, namun kedua kakaknya pergi meninggalkan mereka.

Suatu ketika datang dua orang wanita dengan pakaian glamor, ia mengaku sebagai seorang istri dari laki-laki yang digoda oleh Lara. Wanita ini berusaha memberikan pelajaran terhadap Lara. Jelas, seisi rumah mengetahui maksud kedatangan kedua wanita itu. Ibu dan Ayah tak cepat percaya dengan ucapan kedua wanita tersebut, walaupun sang Ayah tetap menaruh curiga pada Lara. Keesokan harinya, ketika Lara pulang dari bekerja, ia disergap oleh dua orang preman yang ternyata itu adalah orang suruhan dari wanita yang sebelumnya mendatangi Lara. Lara diculik, ia dirudapaksa, pakaiannya sudah tak beraturan. Ayah dan Ibu menaruh curiga, karena sudah beberapa hari Lara tak pulang, datanglah teman Lara, ia menceritakan apa pekerjaan Lara sebenarnya. Lara tidak seperti yang disangka oleh orang-orang. Ayah dan Ibu lantas segera mencari Lara kemana pun itu.

Beberapa saat, Lara pulang sendirinya dengan pakaian yang compang-camping, dengan rambut yang tak beraturan. Ia terlihat lemas, ia tampak begitu depresi dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ia merasa telah hancur dan sudah putus asa. Ia difitnah oleh anggapan orang-orang yang melihat dirinya hanya sebatas Lara berangkat dan pulang kerja. Diambilnya pisau, dan dengan tangan gemetar ia berusaha mengakhiri hidupnya. Tak sempat terjadi orang tuanya datang melihat itu semua dan menggagalkan niat Lara.



Dari pementasan ini, sutradara berusaha menyampaikan bahwa sebuah anggapan negatif bisa sangat berbahaya bagi kehidupan seseorang yang menjadi korban praduganya. Lara menjadi korban kesalahpahaman, dan di sisi lain penggambaran orang tua yang agamis dan memiliki anak seperti Lara yang bekerja di malam hari merupakan sebuah sentilan bagi mereka yang paham soal agama, sesungguhnya praduga seperti di atas tidak akan ada jika Lara bekerja pada siang hari, bekerja sewajarnya seperti orang-orang pada umumnya. Namun kita bisa apa? tantangan global lebih jauh berkembang, kita tidak bisa menolak bahwa kota terlebih Jakarta tidak pernah tidur.

Mungkin itu yang bisa diulas dari pementasan Lara kemarin. Parade Teater di Universitas Negeri Jakarta masih akan berlangsung hingga Februari, dan dalam waktu dekat ada pementasan dengan lakon Jumpalitan di tanggal 17 Januari serta lakon Skakmat yang akan dibawakan oleh Rawamangun Concept pada tanggal 19 Januari 2019.


Dokumentasi Pribadi

Spoiler for Index HT Ane gan:



Diubah oleh az.freak 15-01-2019 03:12
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
24.4K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan