Ceritra Bersambung Bagian 22

Oleh:Wandi, Keluarga Sunda Agregat
Knowledge Inspiration of Indonesia
Animasi Studio Bogor

Pindah Rumah Kontrakan
Kurang lebih seminggu tinggal dikontrakan dekat si uwak, sebagian harus pindah rumah karena disitu akan ditempati oleh satu keluarga kontraktor beserta teamnya.


Saya pindah kontrakan dipinggir jalan, Rumah tersebut sudah lama tidak dihuni dan kelihatan angker meski berada dipinggir jalan.

Sore hari sebelum ditempati, Kang Mumu pengurus setempat yang membantu-bantu proyek, mengundang instalatir untuk memperbaiki penerangan.
"Kang geuning Aya awewe" ucap saya,
Kang Mumu tidak menjawab hanya melirik agak sedikit cemas kelihatannya.

Tidak lama kemudian, Kang Jhon Ketua Pemuda setempat datang dan menghampiri sambil periksa berkeliling didalam rumah.

Tiba dibagian kamar mandi yang sudah lama tidak dipakai, kotor dan tak terurus.
"Taaaaah, kang wandi mah cocokna didieu, ke Mun mandi Aya awewe nu ngabaturan geura" (kang wandi mah cocoknya disini, nanti kalau mandi ada perempuan yang menemani)
"Asyik.... timpal saya bergurau.


AHA Messenger Gigabyte
Video Call dan Pengantar Berkas Gigabyte Lintas Negara dan Dunia, Tanpa Limit dan Batasan

Pada malam pertama tidak ada seorangpun yang mau datang kerumah itu, akhirnya saya kembali kelapangan mengajak rekan-rekan untuk pulang ke Rumah kos-kosan karena mubajir jika tidak didiami.

Salah seorang dari Rekan kerja nama panggilannya si Ndut karena gemuk ikut dengan saya, yang lain akan menyusul katanya.

Hingga malam hari dan tertidur tidak ada seorangpun yang datang, mereka lebih suka tidur dibedeng ketimbang pulang kerumah kos-kosan.

"Untuk menghindari hal-hal tertentu pada saat akan mendiami sebuah rumah, apalagi rumah yang sudah lama tidak ditempati, biasanya bakar-bakaran terlebih dahulu ditengah rumah.
Gunanya untuk mengusir nyamuk ataupun binatang-binatang yang tidak terlihat bahkan mahluk halus.
Cuma hati-hati jangan sampai rumahnya yang dibakar."

Saat itu saya lupa sama sekali, karena memang sudah kelelahan dan kemudian tidur diruangan depan dengan ukuran kamar 3X2,5m bersama simas ndut.

Pada malam kedua, tidak ada seorangpun rekan-rekan dari proyek yang pulang ke kos-kosan, hanya saya seorang diri yang tidur dikamar depan.

Setelah shalat Isa saya mengerjakan rekap pembelian barang untuk bahan laporan harian kekantor.

Ada sekelebat yang masuk kedalam rumah, tapi tidak terdengar suara pintu dibuka, karena
memang Pintu tidak dikunci juga tidak ada jarak antara pintu luar dengan kamar yang saya diami.

"Mas.... Mas" tidak ada yang menyahut.
Saya bangkit lalu mengitari dan meneliti keseluruh kamar ruangan, tapi tidak ada siapa-siapa....

Kembali keruangan terus melanjutkan pekerjaan, dan mengirimkannya lewat Email.

Beres pekerjaan saya langsung tidur sambil mendengarkan lantunan ayat-ayat Alquran yang saya stel di gadget (HP).

Malam ketiga, Ndut kembali nginap tidur dikamar, rebahan langsung terdengar ngorok.

Tidak ada hal-hal aneh; hanya saya dibangunkan oleh Toelan-toelan seperti dirumah kontrakan atas untuk Shalat Tahajud.

Sore itu sepulang kerja kurang lebih jam setengah lima, saya pulang terebih dahulu kekontrakan karena ada yang harus dikerjakan.

Tapi entah mengapa sesampainya dikos-kosan saya tidak masuk kekamar tapi langsung kesamping, melongok Kamar Mandi yang sudah tidak difungsikan lagi.

Saya diam jongkok dipintu
"Neng nuju naon?" entah kenapa kok mulutku begitu saja mengeluarkan kalimat tersebut, sungguh ucapan tersebut tanpa sadar saya ucapkan.
"Aaaah nuju kieu we a a... nuju nyaliksik da teaya padamelan salain nyaliksik" ada suara perempuan yang menyahut, samar-samar tapi begitu jelas kedengaran dan suaranya agak sumbing.

Saya langsung berdiri dan meninggalkan kamar mandi, sedangkan sosok yang tidak tampak bentuknya tersebut masih nyerocos ngomong entah apa yang diucapkannya.

Magrib tiba, saya berwudhu kemudian Shalat.
Seperti biasa sambil menunggu Shalat Isya saya merekap (re cover) berkas- berkas pekerjaan terutama Kuitansi pembelian barang untuk di email ke kantor.

Malam itu saya kembali sendiri tidak ada rekan kerja yang datang, begitu juga si Mas Ndut.
Sambil tiduran menghadap kearah pintu, saya memain-mainkan HP membuka aplikasi Camera....
Hitam kelam tidak ada gambarnya.
"Loooh kok rusak" saya bolak-ballikan HP kemudian mencoba melihatnya lagi, tapi masih hitam kelam.

Tapi kemudian semakin samar, samar dan jelas kembali.
Aneh... mungkinkah tadi didepan saya ada yang menghalangi tanpa saya ketahui????

Saya bangun kemudian duduk, hati saya bergumam
"Jika disini ada penghuninya, saya ingin tahu'
Tiba-tiba dimata saya terlintas sosok pemuda memakai baju putih, sepantaran dengan saya hanya kulitnya putih rambut kesamping model The Beatles giginya sedikit keluar tapi tidak tonggos,
ganteng...

Penampakannya hanya pada mata bathin...
Malam-malam selanjutnya tidak ada yang mengganggu lagi, selain ghoib yang selalu rajin membangunkan saya untuk Shalat Tahajud.

Hari sabtu malam minggu saya pulang untuk istirahat dihari minggu.
Seninnya saya kekantor memberikan laporan mingguan sambil meminta uang Kas.

Setelah urusan beres pulang sebentar mengambil baju ganti, terus berangkat mengendarai motor Thunder yang baru diservice .

Sebelum memakai Thunder saya memakai Shogun, ceritanya gini....
Pada saat merenovasi rumah dipanaragan Motor Thunder ini dihujan anginkan tak terurus karena tidak banyak yang bisa memakainya, saya pikir rekan-rekan dilapangan membutuhkan kendaraan.
Maka saya tukar guling Shogun dengan Thunder.
"Benar kang mau dituker sama Shogun" pada saat itu tengah naik mobil ke Proyek dengan mas Wanto
"Hidupin dulu pajaknya yach"
Yang jelas mas Wanto meminta tolong Pak Haji untuk menghidupkan pajaknya sekalian ganti nama"

Kondisi motor amat memperihatinkan, untuk yang belum ahli berkendaraan mungkin tidak akan bisa mengenudikannya karena tidak ada remnya, bahkan Rusak karena garpu stangnyapun oleng.

Pada kali pertama Thunder saya kendarai untuk dibawa pulang, pelan-pelan saya sisiri jalan dari Panaragan – merdeka - pasar mawar - hingga sampailah dicimanggu..

Kilas Balik Awal Mula Shogun
Adapun Shogun dibeli oleh istri saya dari Bu Evi adiknya Pak Rudi, kondisi motor FIT dan Komplit juga dalam keadaan pajak hidup hanya pada saat itu rem tangannya saja yang rusak.

Pada saat istri saya membeli Motor Shogun, saya masih bekerja diPT.IMPEKA.
Karena pulang pergi memakai angkot dan berjalan dengan jarak yang cukup
jauh dari Terminal Baranangsiang ke Bogor Lakeside, Istri saya berinisiatif untuk membeli motor bu Evi yang saat itu akan dijual seharga Rp.2.500.000.
Daripada bolak balik jalan kaki kata istri.

Rasa terimakasih yang tak terhingga, karena istri saya begitu perhatian💗
Bersambung Kebagian 23
Cerita Bersambung

Baca Juga
♦️Ekonomi Review 1
♦️Ekonomi Review 2
♦️Ekonomi Review 3
♦️Efek Gasing
♦️Salary
♦️K K N
♦️Manajen Politik Ekonomi
♦️Inflasi Lost Point
♦️Manajemen Bisnis VS Manajemen Ekonomi
♦️Transaksi



Lainnya
♦Proporsional Dalam Logika Bangunan
♦REPLIKA Teknik Konstruksi Terbarukan
♦️K D B Koefisien Dasar Bangunan
♦️Menghitung Jarak Aman Dari Terjangan Benda Padat & Cair
♦️Rumus-Rumus Praktis dan Akurat Bekerja dengan EXCEL
♦Asumsi Asumsi Kepastian Allah
♦️Manajemen Fungsi Kehidupan
♦Logika Moderat
♦️Apakah Kejahatan Diciptakan?
♦️H A B
♦Mengapa Manusia Dijadikan Kalifah Dimuka Bumi Ini
♦️Kilafah Kalifah VS Kilafah Sekuler
♦️Korelasi Memory Vs Daya Pikir
♦️Demokrasi VS Hukum & HAM
♦️Normalkan Trombosit Dengan Ankak
♦️Hal Ihwal COVID-19
♦️Jengkol & Pete Bagi Artis
♦️Alasan Islam Melarang Pria Memakai Emas
♦️Web Flash Player Android
♦️Teori Maha
♦️Gravitasi Murni
♦️Kendaraan Matic Tanpa Bahan Bakar
♦️AHA Messenger Gigabyte, Sebenar-benarnya Video Call dan Pengantar Berkas Gigabyte Lintas Negara dan Dunia, tanpa Limit dan Batasan

Mampir ya...
Posisi Rumah
Follow
t.me/wandi2000

BIODATA PENULIS