KASKUS.EditorAvatar border
TS
KASKUS.Editor
Perempuan yang Hadapi Siksaan Demi Kemerdekaan


Quote:


Nama Opu Daeng Risadju sebagai pahlawan nasional wanita memang kurang terkenal gaungnya dibandingkan dengan R.A Kartini atau Cut Nyak Dien. Padahal jasa-jasa wanita yang berasal dari Sulawesi Selatan ini untuk kemerdekaan Indonesia tidaklah kecil.

Quote:


Seperti apa perjuangan Opu Daeng Risadju dalam melawan kolonialisme Belanda, hingga menjadi salah satu momok yang ditakuti Belanda?


(Dok. Muzakkir S via zetizen)

Famajjah atau Opu Daeng Risadju (gelar kebangsawanan Kerajaan Luwu) adalah salah satu perempuan yang diberi gelar Pahlawan Nasional Indonesia. Sebagai bangsawan dia sama sekali enggak merasakan pendidikan Barat. Tapi lebih banyak belajar tentang kepemimpinan, memerintah rakyat, peribadatan dan akidah Islam, juga fiqih.

Opu Daeng Risadju aktif sebagai ketua PSII (Partai Syarekat Islam Indonesia) yang mendirikan cabang di Palopo pada 14 Januari 1930. Peran kepahlawanannya sangat terasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mulai masuk ke Sulawesi Selatan. Dialah yang membangkitkan semangat dan menggerakkan pemuda untuk melawan NICA.

Semangat Opu Daeng dalam melawan kolonialisme Belanda melalui aktivitas politis di PSII membuat gelar kebangsawanan beliau dicabut. Pada saat itu Pemerintah Kerajaan Luwu memiliki hubungan kerajaan dengan pemerintah Belanda yang disebut dengan istilah “Korte Werklaring”. Setelah itu nama gelar “Opu” dihilangkan oleh Daeng Risadju.

Bukan perjuangan namanya apabila tidak ada yang dikorbankan. Karena terlalu konsisten di aktivitas PSII, dewan adat yang berada di bawah tekanan Belanda memaksa Muhammad Daud menceraikan Daeng Risadju.


(Dok. Lelakibugis.net)

Opu Daeng Risadju tertangkap NICA di Lantoro dan mengalami siksaan demi siksaan. Mulai dari dipaksa berjalan kaki sejauh 40 km dari Lantoro ke Watampone, dipenjara di Bone tanpa diadili, disiksa usai dipindahkan ke penjara Bajo dengan dipaksa berdiri tegap menghadap matahari, dibuat tuli seumur hidup akibat ledakan senapan di depan telinganya oleh Ladu Kalapita (Kepala Distrik Bajo), sampai disekap di penjara darurat bawah tanah. Kala itu usia Opu Daeng Risadju berumur 67 tahun. Dia dibebaskan setelah 11 bulan ditahan tanpa diadili dan kembali ke Bua lalu menetap di Belopa. Opu wafat pada tanggal 10 Februari 1964. Ia dimakamkan di pekuburan raja-raja Lokkoe di Palopo.

Dari bangsawan sampai tokoh pergerakan. Perjuangan Opu Daeng yang gigih dalam melawan kolonialisme Belanda bukanlah tanpa alasan, dalam budaya Sulawesi Selatan ada sebuah istilah yang menjadi identitas dari masyarakat Bugis yaitu “Siri’ Na Pacce”. Dasar nilai budaya ini yang dipegang teguh oleh Opu Daeng Risadju hingga akhir hayatnya.

Siri’ berarti : Rasa Malu (harga diri), sedangkan Pacce atau dalam bahasa Bugis disebut Pesse yang berarti: Pedih/Pedas (Keras, Kokoh pendirian). Nilai Pesse bisa dilihat dari sepak terjang beliau di PSII, Opu Daeng Risadju membangun rasa solidaritas karena saat itu rakyat menderita akibat penjajahan. Sementara itu nilai Siri’ dilihat dari bagaimana Opu Daeng Risadju selalu menerima tekanan baik dari kalangan bangsawan dan Belanda bahkan sampai dipenjarakan. Perjuangan Opu Daeng Risadju merupakan kehormatan yang ditaruhkan.

Opu Daeng Risadju dapat dijadikan contoh untuk Agan semua bahwasanya hingga berumur senja, kita masih bisa untuk berjuang demi Indonesia.



emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia

Sumber: Buku Jejak Pahlawan dalam Aksara, Buku Pintar Sumber Lengkap Pahlawan Nasional, Pahlawan Nasional Indonesia dan diolah dari berbagai sumber.


Quote:
Diubah oleh KASKUS.Editor 22-08-2017 06:05
0
30.3K
108
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan